Sahabat kita Greg Smith meninggal secara tragis pada tanggal 2 April 2021 akibat kecelakaan saat melepaskan ternak di pelabuhan Belawan di Sumatera Utara, Indonesia. Dia meninggalkan ibunya Nancy, istrinya Lina, putrinya Felicity (Flossie 35) dan putranya Tristan (18) dan Brody (15). Beliau meninggal pada usia 59 tahun.
Setelah keluaga, kecintaannya adalah ternak, Indonesia dan sosialisasi. Dia meninggalkan industri peternakan di bagian utara untuk liburan backpacker ke Indonesia pada tahun 1989 dan tinggal di sana hampir sepanjang hidupnya. Dipaksa untuk fasih berbahasa Indonesia sebagai kebutuhan untuk bertahan hidup, beliau menjadi aset yang sangat berharga bagi industri impor / ekspor sapi Indonesia / Australia di mana beliau dapat menggabungkan pengetahuannya yang dalam dan empati terhadap ternak dengan keterampilan komunikasi yang baik.
Greg terlibat dalam berbagai proyek ternak di Indonesia (dan negara-negara Asia lainnya dalam karirnya) mulai dari pendirian dan pengoperasian tempat pemberian pakan, penanganan sapi impor yang aman, audit ESCAS, pelatihan staf, pengembangan proyek pembiakan dan yang terbaru dalam pemantauan kesehatan dan kesejahteraan peternak Australia yang diimpor setelah didistribusikan ke peternak kecil di seluruh wilayah Indonesia yang luas.
Greg adalah tipe orang yang akan Anda hubungi pada saat mengalami kesulitan atau tragedi untuk dukungan, untuk bertemu, berbicara, dan mungkin menerima saran pragmatisnya yang sangat khusus, seringkali sambil menikmati segelas bir dingin (atau beberapa). Kami sudah merindukannya.
Pemakaman akan diadakan di Darwin dalam waktu dekat dengan detail yang belum dikonfirmasi.
Foto-foto di bawah ini adalah rangkuman karirnya dengan foto pertama diambil tidak lama setelah kedatangannya di Indonesia.
Greg senang mengenal peternak kecil yang menerima sapi Australia dan mengikuti perkembangan mereka dari dekat. Para peternak ini dengan senang hati menerima nasihat praktis tentang cara terbaik untuk merawat ternak mereka yang disampaikan dalam bahasa mereka sendiri oleh seseorang yang memahami situasi mereka secara implisit.
Salah satu proyek terakhir Greg dengan PT Mitra Asia Lestari adalah memimpin tim paravet lapangan yang mengendarai sepeda motor di seluruh Indonesia untuk memantau, memberi nasihat, dan melaporkan dengan cermat kesehatan dan kesejahteraan sapi pembibitan Australia yang dikirim ke sejumlah besar petani kecil di seluruh nusantara.
Di bawah ini adalah artikel yang saya tulis tentang Greg, komunikator yang hebat. Ini diterbitkan oleh Beef Central pada Oktober 2014.
Orang-orang di Industri.
Greg Smith; Austrex Supply Chain Manager, Indonesia.
Program Kesejahteraan Hewan Kolaboratif Industri cukup panjang kalau diucapkan sehingga biasanya digambarkan dengan singkatan ICWP. Ini mengacu pada inisiatif Program Ekspor Peternakan (LEP) yang didirikan pada tahun 2011 yang memberikan sebagian dana kepada eksportir ternak (terutama melalui MLA) untuk penempatan petugas kesejahteraan hewan atau petugas rantai pasokan di dalam industri.
Dalam melakukan pekerjaan ini, eksportir mempekerjakan staf dalam negeri yang dapat memantau dan mendukung kinerja pelanggan mereka untuk memastikan kepatuhan dengan ESCAS (Sistem Jaminan Rantai Pasokan Ekspor). Jelas, saat staf yang bersangkutan berinteraksi dengan pelanggan, mereka juga dapat memberikan berbagai layanan dukungan pelanggan atas nama eksportir. Program ini menjadi salah satu proyek paling sukses dan hemat biaya yang didukung oleh LEP.
Kandidat yang ideal untuk peran ini adalah seseorang yang memiliki pemahaman menyeluruh tentang industri sapi Australia dan ekspor sapi hidup serta memiliki pengetahuan yang mendalam tentang lingkungan sapi dan budaya negara pengimpor. CV Greg Smith mungkin saja telah ditulis untuk pekerjaan ini dibenaknya.
Setelah memulai karirnya sebagai jackeroo di Brunette Downs pada tahun 1979, beliau naik jabatan sebagai kepala peternak di sejumlah stasiun di Northern Territory dan Kimberley. Di penghujung musim 1989 di kamp penangkapan sapi jantan Waterloo bersama John Quintana, beliau memutuskan untuk melakukan backpacking keliling Indonesia. Selama 2 tahun berikutnya Greg benar-benar tenggelam dalam budaya Indonesia, melakukan berbagai macam pekerjaan dengan imbalan upah local, mulai dari mengajar bahasa Inggris sampai menjual produk kebersihan untuk rumah tangga. Hasilnya, kemampuan bahasa Indonesia dan pengetahuan budayanya sangat luar biasa. Dia mendapatkan pekerjaan dalam bidang ternak sapi pertamanya dengan Tipperary-Indonesia di Sumatera ketika mereka membuka perdagangan sapi bakalan Indonesia pada tahun 1991.
Dari tahun 1992 hingga 2003 Greg bekerja untuk sejumlah feedlotters besar di Indonesia dan bahkan sempat mengekspor buldoser setelah jatuhnya ekonomi Asia, yang mengakibatkan tertutupnya ekspor sapi hidup dari tahun 1997 – 1999.
Pada tahun 2003 Greg membawa istri dan putranya yang masih kecil kembali ke Australia, bekerja di industri peternakan dan konstruksi di NT hingga 2011.
Menyusul penutupan perdagangan sapi hidup pada pertengahan 2011, Austrex mempekerjakan Greg, menjadikannya sebagai staf ICWP pertama yang berbasis di Jakarta. Sebagai seorang peternak sejati yang memiliki pemahaman komprehensif tentang industri dan budaya daging sapi Indonesia, tidak ada yang lebih memenuhi syarat untuk memantau dan memberikan dukungan kepada pelanggan seperti Greg. Tidak ada orang lain yang memiliki pengetahuan sedalam itu tentang jalan belakang dan pintu belakang industri sapi di Indonesia. Beliau merasa nyaman berbicara dengan CEO, sama nyamannya seperti berbicara dengan staf feedlot yang membersihkan kandang atau pedagang kaki lima yang memberi makan pengemudi truk.
Para importir sangat sangat menghargai keterampilan komunikasi dan diplomasi budaya Greg. Sayangnya, orang-orang dengan latar belakang ternak dan budaya ini sangat langka dan berharga.
Satu-satunya kritik saya terhadap ICWP adalah bahwa anggarannya terbatas dan tidak ada cukup Greg Smith untuk dibagi.
Catatan: Alih bahasa oleh PT. AIG