Edisi ke-58: September 2018
Poin-poin Inti
- Harga daging sapi di Indonesia menembus $4 per kg untuk pertama kalinya sejak Mei 2017.
- Harga di China beranjak naik dengan merebaknya wabah penyakit African Swine Fever pada ternak babi.
- Harga di Vietnam melonjak lagi bulan ini.
Indonesia: Sapi potong steer, AUD $4,02/kg bobot hidup (Rp10.700 = AUD $1)
Harga sapi potong terus merambat naik selama bulan September dengan tingkat indikator bergerak hingga mencapai Rp43.000 per kg, dengan kisaran harga Rp41.500 hingga Rp44.000. Bahkan dengan nilai tukar yang sedikit lebih lemah, harga dalam AUD telah menembus hingga level $4 untuk pertama kalinya sejak Mei 2017. Terlepas dari tingginya tingkat impor selama bulan Juli dan Agustus (masing-masing 60.000 dan 70.000 ekor), pasokan sapi tetap belum memadai untuk memenuhi permintaan.
Situasi ini diperkuat oleh fakta bahwa masih ada sejumlah feedlot yang menjual sapi yang diberi makan dalam waktu singkat demi menjaga ketersediaan bagi pelanggan mereka.
Pada bulan September ada sekitar 44.000 ekor sapi yang diimpor ke tempat tempat-tempat penggemukan atau feedlot. Jadi, puncak suplai telah berakhir dan pasar diharapkan perlahan-lahan akan mengurangi angka impor hingga akhir tahun, seiring dengan tersalurkannya lonjakan jumlah impor baru-baru ini, melalui rantai pasokan. Grafik yang disiapkan oleh MLA di bawah ini menunjukkan bahwa impor mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan waktu yang sama di tahun lalu. Sangat menarik untuk memperhatikan bahwa pada saat yang sama di tahun lalu, harga dan permintaan untuk sapi potong steer lebih lemah (Rp40.000) dan bahkan menuju titik yang lebih rendah (lihat grafik harga di atas), sementara dengan harga dan tingkat impor yang lebih tinggi dalam tahun ini, harga malah beranjak naik. Tentu saja tidak ada faktor lain untuk daging segar saat ini di pasar Indonesia, selain dari pasokan dan permintaan, sehingga mungkin permintaan terhadap daging sapi segar sesungguhnya sedang meningkat. Mungkinkah ini merupakan peningkatan konsumsi secara umum karena pertumbuhan penduduk dan peningkatan daya beli, atau karena peralihan dari daging kerbau beku India ke daging sapi segar? Atau keduanya? Apa pun alasannya, tren ini sangat menggembirakan.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) secara resmi disepakati pada 31 Agustus 2018. Meskipun ada banyak pembahasan tentang betapa perjanjian ini akan bermanfaat bagi perdagangan sapi hidup, namun kenyataannya sedikit melemahkan. Pertama, perjanjian ini tidak akan menjadi undang-undang sebelum melalui parlemen di kedua negara, baik Australia maupun Indonesia, dan waktu yang diperlukan untuk mewujudkannya berdasarkan perkiraan optimis adalah sekitar satu tahun. Lihat kutipan dari siaran pers di bawah ini. Mengetahui bagaimana kegiatan di parlemen Australia tidak selalu berjalan sesuai rencana atau jadwal, waktu akan berlalu tanpa terasa hingga tahun 2021, sebelum kesepakatan ini benar-benar berlaku dan memberikan manfaat. Berdasarkan perjanjian tersebut, perdagangan sapi hidup mendapat status bebas bea (turun dari 5%) dan memperoleh kuota impor sebesar 575.000 ekor di tahun pertama dengan peningkatan sebesar 4% per tahun hingga volumenya mencapai 700.000 ekor pada tahun ke enam. Meskipun pengurangan tarif 5% ini disambut sangat baik, mungkin tidak akan ada lagi industri ini setelah Januari 2019, setelah para importir akhirnya diaudit untuk menentukan kinerja mereka terkait dengan kebijakan impor Pemerintah Indonesia, yaitu 1 ekor sapi bibit untuk setiap 5 ekor sapi bakalan. Baru-baru ini para importir mendapat kabar bahwa kegagalan mematuhi aturan ini akan mengakibatkan pembatalan izin impor mereka dalam jangka waktu 12 bulan. Karena hampir tidak ada importir yang bahkan mendekati, apalagi memenuhi persyaratan ini, maka kemungkinan besar jumlah importir di tahun 2019 bisa mendekati nol. Pengalaman saya di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan ini akan diarahkan pada situasi di mana politisi pragmatis, birokrat, dan importir akan mencapai posisi kompromi dan perdagangan akan diizinkan berlanjut dengan suatu cara tertentu.
“Meskipun IA-CEPA sebentar lagi akan segera ditandatangani, kesepakatan sesungguhnya belum akan berlaku hingga kedua Pemerintah telah menyelesaikan proses di masing-masing negara dan mengukuhkan perjanjian ini menjadi undang-undang. Sebagai bagian dari proses ini, pemberlakuan peraturan dalam negeri harus diundangkan oleh Parlemen Australia, yang akan meliputi pembahasan oleh Parliementary Joint Standing Committee tentang Perjanjian, serta perubahan terhadap berbagai peraturan. Langkah serupa akan terjadi di Indonesia sehingga mungkin akan membutuhkan waktu penyelesaian hingga satu tahun.”
Vietnam: Sapi potong steer, AUD $4,17/kg (VND16.800 = AUD $1)
Harga sapi di Vietnam mengalami kenaikan, dengan harga di kawasan utara bergerak naik jauh lebih kuat daripada di kawasan selatan. Sapi potong steer berbobot 550 kg di kawasan utara mengalami kenaikan dari Dong 70.500 menjadi Dong 75.000, sementara untuk sapi yang sama di bagian selatan dijual seharga Dong 68.500. Angka ini sudah saya hitung secara rata-rata, untuk memperoleh tingkat indikator di bulan September sebesar Dong 70.000. Tingkat harga sapi potong jantan dan betina mengikuti tren harga sapi steer di kawasan utara dan selatan.
Penguatan pasar menyebabkan kenaikan tingkat impor sekitar 15% di tahun lalu, dengan total impor hingga akhir Agustus mencapai 132.000 ekor. Kenaikan ini menyebabkan sejumlah feedlot kini mengoperasikan sekitar 60% dari kapasitasnya, yang menunjukkan peningkatan dari bulan lalu.
Harga sapi steer bakalan di Darwin relatif stabil, berkisar mulai dari AUD $3,00 hingga $ 3,05, sehingga hal ini semestinya mendorong para importir untuk meneruskan pola pembelian yang kuat.
China: Sapi potong, AUD $5,61/kg (RMB 4,94 = AUD 1$)
Harga sapi potong mengalami kenaikan di Beijing dan Shanghai. Pergerakan harga ini memang sudah diduga, sebagai akibat merebaknya wabah African Swine Fever (ASF). Harga di Beijing naik menjadi Y 27,4 pada bulan September, sementara di Shanghai harga naik dari Y 26 menjadi Y 28 per kg bobot hidup untuk sapi potong jantan. Harga ini berlaku untuk jenis sapi barat seperti bangsa sapi Simmental dan Limousin. Sapi lokal Yellow dijual dengan harga Y 36 per kg atau AUD $ 7,29 per kg bobot hidup.
Sapi Yellow Selatan adalah satu dari tiga keturunan sapi Kuning China, dua lainnya adalah jenis sapi Kuning Dataran Tengah dan sapi Kuning Utara. Sapi Kuning Selatan ini jelas merupakan sapi jenis Zebu (Bos taurus indicus), sedangkan sapi Kuning Utara jelas merupakan jenis taurin (Bos taurus taurus), dan sapi Kuning Dataran Tengah merupakan jenis gabungan. Artinya, jika dilihat sekilas tampak bahwa sapi Kuning Selatan memiliki punuk yang tegak, sapi Kuning Utara tidak memiliki punuk, dan sapi Kuning Dataran Tengah memiliki punuk kecil.
Sapi Kuning Selatan berukuran kecil, kuat, dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap suhu panas serta daya tahan terhadap parasit. Sapi-sapi ini pada awalnya digunakan terutama sebagai hewan pekerja, tetapi sekarang mereka juga dipilih untuk memproduksi daging.
Agen-agen saya melaporkan bahwa wabah ASF secara bertahap berhasil dikendalikan dan laju penyebarannya mulai melambat. China memiliki sekitar setengah populasi babi dunia, sehingga dampak dari tindakan pengendalian penyakit termasuk pembatasan pengiriman babi dan produk babi di daerah yang terinfeksi telah mengakibatkan harga daging babi meningkat secara signifikan. Tampaknya banyak supermarket yang mengambil kesempatan ini untuk menurunkan harga daging sapi demi menaikkan tingkat konsumsi daging sapi, terlepas dari fakta bahwa harga sapi potong lokal mengalami kenaikan. Saya berasumsi bahwa daging daging sapi yang ditawarkan dengan harga menarik merupakan produk beku yang diimpor.
Filipina: Sapi potong, AUD $3,72/kg (Peso 39,0 = AUD $1)
Harga sapi potong steer dan daging sapi masih kuat dengan kondisi perekonomian secara umum masih kokoh, dengan meningkatnya pekerjaan, upah dan konsumsi. Di tahun 2019 mungkin akan terjadi peningkatan impor sapi hidup ke Filipina.
Thailand: Sapi potong steer, AUD $3,98/kg (Baht 23,5 = AUD $1)
Harga sedikit melemah di bulan lalu dengan harga sapi steer THB 92 dan sapi jantan seharga THB 95. Ini mungkin merupakan indikasi bahwa sapi sekali lagi mengalir melalui perbatasan Myanmar, karena sekarang banjir di bagian timur sudah surut.
Skotlandia
Saya berkunjung ke Skotlandia pada bulan September lalu, dan tentu saja mengambil kesempatan untuk mengunjungi beberapa toko daging untuk melihat apa yang ditawarkan di sana. Toko pada foto di bawah ini dimiliki dan dikelola oleh John G. Renicks (beliau tampak dalam foto) yang kebetulan menjadi juara Kue Pai Skotlandia tahun 2012 (“World Scotch Pie Champion 2012“). Saya sangat menggemari kue pai, jadi saya menyempatkan mencicipi kue pai ini dan rasanya amat lezat, pantas menjadi juara. Orang Skotlandia menyukai jeroan dan Haggis masih menjadi hidangan lokal favorit. Haggis secara tradisional disiapkan dengan menggunakan babat domba sebagai pembungkus campuran jeroan, butiran gandum, bumbu rempah, daging, bawang merah dan lemak. Di masa kini, bahan-bahan ini digantikan oleh sosis besar berkulit sintentis. Meskipun gambaran saya di atas mungkin kedengarannya tidak begitu menggiurkan, namun produk akhirnya sungguh luar biasa, dan merupakan hidangan nasional Skotlandia.
Angka-angka pada tabel ini dikonversi ke AUD$ dari kurs masing-masing negara yang berubah setiap harinya, sehingga harga aktualnya sedikit berbeda oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang terus berubah. Harga dalam AUD$ yang disajikan di bawah ini hendaknya dilihat sebagai sebuah tren, bukannya harga persis masing-masingnya. Bila memungkinkan, daging potong yang digunakan untuk penentuan harga di pasar tradisional dan di supermarket adalah bagian knuckle/round atau yang biasa disebut daging kelapa.