Edisi ke-63: Februari 2019
Poin-Poin Utama
- Impor dari bulan Oktober masih memiliki dampak negatif yang kuat terhadap pasar Indonesia.
- Harga sapi potong di Filipina terus meroket.
- Harga sapi bakalan di Northern Territory anjlok karena musim hujan yang gagal.
Indonesia: Sapi Potong Steer, AUD $3,90/kg bobot hidup (Rp10.000 = AUD $1)
Sapi-sapi dengan kelebihan berat badan yang diimpor sejak bulan Oktober 2018 terus menekan harga pasar, karena pembeli menolak sapi potong dengan hasil rendah, dan para importir menurunkan harga lebih jauh lagi demi meningkatkan penjualan. Tingkat indikator harga untuk bulan Februari adalah Rp 39.000, turun Rp 500 dari indikator di bulan lalu. Konsekuensi selanjutnya yang membuat frustrasi akibat lambatnya output ini adalah bahwa sapi-sapi yang diimpor setelah Oktober, kini terjebak dalam antrian di belakang sisa sapi yang diimpor pada bulan Oktober. Juga, sapi yang diimpor pada bulan November (46.000 ekor) kemungkinan akan mengikuti tren kelebihan bobot tubuh, ketika mereka akhirnya dikirim ke rumah potong hewan. Perkiraan untuk bulan Maret menunjukkan bahwa harga akan turun lebih rendah lagi, meskipun penurunan harga ini kemungkinan hanya mewakili bagian akhir siklus, karena mestinya semua sapi yang diimpor sejak bulan Oktober sudah dipotong di akhir bulan ini.
Jumlah impor resmi sudah tersedia untuk bulan Januari, yaitu sedikit di atas 40.000 ekor yang memasuki feedlot. Angka tidak resmi untuk impor bulan Februari menunjukkan bahwa meskipun terjadi gangguan besar akibat banjir di Townsville dan Queensland barat, total impor untuk bulan Februari kemungkinan mendekati 40.000 ekor. Jumlah ini relatif tinggi, mengingat kondisi cuaca yang sulit menjadi kabar baik bagi para importir dan konsumen Indonesia, sebab sapi-sapi ini akan menjadi dasar untuk output feedlot pada periode puncak permintaan Ramadhan dan Lebaran (4 Mei – 10 Juni). Mengingat bahwa impor selama bulan Maret dan seterusnya akan dikeluarkan dari feedlot untuk memenuhi permintaan pada periode pasca-Lebaran yang pada umumnya rendah, tampaknya para importir akan mempertahankan volume bulanan mereka dalam kisaran 30.000 hingga 45.000 ekor, sebab ingatan tentang impor bulanan yang berlebihan di tahun lalu, masih terbayang jelas dalam benak mereka.
Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (I-A CEPA) pada tanggal 4 Maret, secara umum menjadi kabar baik bagi masa depan industri ini, dimana penghapusan tarif 5% paling disambut baik. Sayangnya, bisnis importir sejauh ini masih berada di garis merah sehingga penghapusan tarif 5% ini mungkin tidak cukup menghibur, mengingat bahwa harga jual ditetapkan oleh pemerintah.
Pada tanggal 8 Maret, tingkat harga untuk sapi bakalan jantan yang dikirim Darwin melorot menjadi sekitar AUD $ 3 per kg bobot hidup, mewakili penurunan yang lebih besar dari 10% pada akhir Februari, yang merupakan akibat langsung dari kegagalan musim hujan di Northern Territory. Dalam jangka pendek, industri sapi di Australia utara berada dalam kondisi yang sangat buruk karena kehilangan sapi dan infrastruktur dalam jumlah besar akibat banjir di Queensland utara yang kini dikombinasikan dengan Wilayah Utara yang mungkin akan menghadapi kegagalan musim hujan tahunan di sebagian besar kawasan pembiakan sapi. Sapi bakalan sudah dijual ke pasar dalam jumlah besar dengan harga murah, dimana sulit untuk menemukan pembeli dengan harga berapa pun. Para pengamat industri berpendapat bahwa situasi saat ini mewakili kegagalan musiman yang paling parah sepanjang sejarah.
Vietnam: Sapi Potong Steer, AUD $4,36/kg (VND16.500 = AUD $1)
Harga-harga masih tetap kuat meskipun perayaan Tet telah berakhir, dimana feedlot kembali ke kapasitas sekitar 70%. Sapi steer berbobot 500 kg di bagian selatan dijual seharga Dong 68.000-70.000 sementara sapi yang yang sama di kawasan utara menarik harga D71.000-76.000. Sapi-sapi jantan di kawasan selatan dijual seharga D73.000 hingga 74.000 sementara di bagian utara seharga D73.000-76.000. Saya masih menggunakan tingkat indikator pada Dong 72.000. Kasus African Swine Fever (ASF) baru-baru ini dilaporkan secara resmi melalui sejumlah situs di Vietnam. Penyakit ini berpotensi menimbulkan kekacauan dalam industri produksi babi lokal seperti yang telah terjadi di negara tetangganya, China.
Orang Vietnam sangat hebat dalam penjualan daging sapi melalui internet dan tentu saja berusaha memberikan tampilan yang mengesankan dengan banyak diskon demi menarik pembeli.
http://www.sieuthithitbo.net/thit-bo-uc/nac-dui-go-bo-uc-knuckle
China: Sapi potong, AUD $5,56/kg (RMB 4,80 = AUD $1)
Harga sapi potong dalam RMB masih relatif stabil dengan fluktuasi mata uang menjadi penyebab utama kenaikan harga dalam AUD yang disebutkan di atas. African Swine Fever (ASF) terus menjadi faktor besar dalam industri daging merah di China, dan dampaknya masih akan tercermin dalam rantai pasok babi.
Grafik yang disajikan oleh Rabobank di bawah ini menunjukkan bagaimana volume impor tidak resmi, masih statis selama empat tahun terakhir, sementara tonase impor yang resmi meningkat tajam. Meskipun total volume produk impor naik 400% dari sekitar 500.000 ton pada tahun 2012/2013 menjadi 2 juta ton pada tahun 2018/2019, namun harga sapi potong hidup stabil mengalami kenaikan. Lihat grafik harga sapi potong di bagian atas laporan ini, yang menunjukkan bagaimana harga daging sapi mengalami kenaikan kuat, terlepas dari kenaikan besar-besaran pada impor daging sapi olahan. Interpretasi saya adalah, hal ini menunjukkan bahwa daging sapi segar yang disembelih secara lokal masih merupakan segmen pasar yang sepenuhnya terpisah, dimana harga lebih dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan terhadap sapi potong yang tersedia secara lokal dan bukannya pada kompetisi dengan daging sapi olahan yang diimpor. Dengan tetap statisnya produksi sapi lokal, impor sapi hidup yang sangat dibatasi (oleh masalah protokol kesehatan) dan terus meningkatnya permintaan konsumen, maka harga sapi potong kemungkinan akan terus beranjak naik.
Dalam menghadapi kenaikan harga daging sapi, langkah pertama Pemerintah Cina adalah mengizinkan impor resmi termasuk awalnya dengan Australia dan pemasok lain yang memulai impor pada tahun 2013. Sumber-sumber impor lainnya kemudian diizinkan termasuk Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Meskipun ada laporan mengenai tindakan keras pemerintah terhadap impor melalui saluran tidak resmi, namun grafik di bawah ini menunjukkan bahwa volume impor tetap melampaui 600.000 ton. Setelah peningkatan impor daging sapi dari nyaris nol menjadi lebih dari 2 juta ton selama 10 tahun terakhir, harga daging sapi di China masih tetap termasuk yang tertinggi di dunia. Lihat harga daging sapi di pasar tradisional dan supermarket pada tabel terlampir. Apa langkah mereka selanjutnya? Mengurangi pembatasan impor sapi potong hidup? Mengimpor 1 juta ekor sapi potong hidup pun, hanya akan mewakili kira-kira setara dengan 200.000 ton produk olahan, atau kurang dari 10% dari impor daging sapi saat ini.
Filipina: Sapi Potong, AUD $4,60/kg (Peso 37,0 = AUD $1)
Harga sapi potong lokal naik lagi bulan ini dari 165 Peso menjadi 170 Peso per kg bobot hidup. Kenaikan ini dikombinasikan dengan penguatan Peso terhadap AUD telah melejitkan harga dalam AUD menjadi $ 4,60, tertinggi kedua setelah China. Kenaikan fenomenal ini baru dimulai pada akhir tahun 2017 ketika Filipina secara konsisten memiliki harga terendah di kawasan ini, dengan harga kurang dari $ 3 per kg. Agen saya melaporkan bahwa sebenarnya hal ini hanya soal kekurangan pasokan dari sapi dalam negeri yang dikombinasikan dengan penguatan permintaan dari konsumen akibat pertumbuhan ekonomi yang kuat, dipadukan dengan stabilitas sosial dan politik secara umum yang sudah lama tidak terjadi di Filipina.
Thailand: Sapi Potong Steer, AUD $4,38/kg (Baht 22,4 – AUD $1)
Harga mengalami kenaikan tajam di bulan ini, baik untuk sapi jantan maupun sapi steer. Sapi jantan kini dijual seharga 100 Baht sedangkan sapi steer dijual seharga 96 Baht per kg bobot hidup. Saya menggunakan 98 Baht sebagai harga indikator untuk bulan ini dibandingkan dengan 92 Baht pada bulan lalu.
Thailand merupakan salah satu tujuan paling populer bagi wisatawan China, yang tentu saja bagus untuk perekonomian mereka di satu sisi, tetapi menghadirkan faktor risiko besar dalam konteks African Swine Fever.
Antara periode 21 Januari dan 3 Februari, Pemerintah Australia melakukan sebuah uji coba terhadap produk daging babi yang disita atau dilaporkan oleh penumpang yang datang melalui bandara Sydney dan Melbourne, serta melalui pengiriman ke sejumlah depot di Sydney dan Melbourne. Dari 162 sampel yang disita, 283 sampel diperiksa terkait dengan ASF, dimana 40 sampel positif mengandung fragmen virus ASF. Yang lebih menakutkan, dua sampel juga positif memiliki virus Penyakit Mulut dan Kuku.
Jika seperti ini situasinya di Australia, bayangkan berapa banyak produk yang terinfeksi ke negara tetangga China melalui para pelancong dan pebisnis mereka, belum lagi melalui penyelundupan lintas perbatasan yang sudah menjadi kegiatan lokal yang populer.
George Black sudah kembali ke Ethiopia
Angka-angka pada tabel ini dikonversi ke AUD$ dari kurs masing-masing negara yang berubah setiap harinya, sehingga harga aktualnya sedikit berbeda oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang terus berubah. Harga dalam AUD$ yang disajikan di bawah ini hendaknya dilihat sebagai sebuah tren, bukannya harga persis masing-masingnya. Bila memungkinkan, daging potong yang digunakan untuk penentuan harga di pasar tradisional dan di supermarket adalah bagian knuckle/round atau yang biasa disebut daging kelapa.