Edisi ke-53: April 2018
Poin Utama
- Harga sapi potong domestik di China menanjak
- Upaya Vietnam untuk menaikkan impor tampak menjanjikan
- Harga sapi potong di Filipina akhirnya menyamai harga di negara-negara Asia lainnya
Indonesia: Sapi potong steer AUD $3,60/kg bobot hidup (Rp 10.550 = AUD $1)
Kenaikan kecil harga dalam AUD di atas semata-mata disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Harga lokal dalam rupiah untuk sapi potong steer bertahan di sekitar 38.000 sementara sejumlah penjualan turun menjadi Rp37.000, dan beberapa di antaranya masih bertahan di harga Rp 41.000 atau bahkan lebih tinggi untuk beberapa stok yang betul-betul bagus. Situasi pasar secara umum masih lemah atau bahkan terus melemah. Meskipun harga jual aktual per kilogram belum turun, tampaknya jumlah kredit yang diberikan kepada para penjual daging terus meningkat. Banyak feedlot masih menyimpan sapi yang terus diberi makan dalam waktu panjang, bahkan ada yang mencapai 180-200 hari! Sapi-sapi ini menjadi bencana bagi semua orang, meskipun saya diberitahu bahwa pengurangan jumlah impor telah membuka ruang bagi beberapa feedlot untuk mulai menjual sapi-sapinya. Begitu Ramadan dimulai, semua feedlot akhirnya akan dapat mengeluarkan sapi-sapinya dan siap menerima sapi impor yang baru. Pertanyaan sulit bagi para importir adalah, bagaimana tingkat permintaan usai bulan Ramadhan dan Lebaran nanti? Kabar baik tentang jatuhnya harga sapi bakalan di bagian utara Australia bukanlah satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan. Dengan daging kerbau India yang menguasai 50% pangsa pasar daging sapi segar, sulit untuk membayangkan bahwa para importir akan mampu memperoleh alasan yang tepat untuk membeli lebih dari 50% dari tingkat sebelum adanya daging kerbau India tersebut, yang jumlahnya sekitar 300.000 ekor untuk tahun 2018. Terlepas dari murahnya harga sapi bakalan, jika permintaan untuk sisa pangsa pasar daging sapi segar sudah betul-betul jenuh, maka harga yang lebih rendah tersebut tidak akan membantu. Jumlah sapi yang diberi makan hingga 180-200 hari seperti yang disebutkan di atas adalah cerminan dari kurangnya permintaan karena banyak feedlot yang kini hanya menampung dalam kapasitas 70% atau di bawahnya dan belum dapat mencapai tingkat penjualan yang stabil, sehingga sapi-sapi hanya dapat terjual melampaui jangka waktu yang ditargetkan, yaitu 120-140 hari setelah sapi tiba di feedlot. Kapasitas 70% ini pun masih terlampau banyak dibandingkan kemampuan penerimaan pasar.
Masalah lain yang terkait dengan pemeliharaan sapi yang melewati batas waktu penjualan yang ditargetkan adalah, bahwa hal ini jelas menimbulkan kekosongan pada saldo bank yang diproyeksikan oleh para importir. Jika sapi diberi makan lebih lama karena belum ada penjualan yang sesuai, maka biayanya menjadi lebih mahal, sapi menjadi lebih gemuk dan nilainya turun akibat bertambahnya lapisan lemak pada daging mereka. Maka, diskon kembali ditawarkan dan sapi-sapi yang sangat mahal ini, yang sudah terlampau gemuk, pada akhirnya disingkirkan dengan harga seadanya, dan bahkan mungkin terpaksa ditawarkan secara kredit kepada para penjual daging. Pengeluaran lebih banyak tetapi pemasukan hanya sedikit sehingga memperbesar defisit arus tunai. Ketika tiba saatnya menghimpun dana untuk pembelian sapi berikutnya, bank dapat dengan jelas melihat bahwa kinerja penjualan dan pendapatan tidak sesuai dengan proyeksi, dan hal ini tentu saja membuat bank khawatir jika harus memberikan pinjaman tambahan. Jika profil risiko bisnis meningkat, demikian pula tingkat suku bunga bank untuk dana pinjaman.
Kemudian, ada kewajiban berdasarkan aturan pemerintah tentang jaminan impor 1 sapi indukan produktif untuk 5 ekor sapi bakalan, yang telah ditandatangani oleh semua importir saat ini. Singkatnya, tidak ada satupun importir yang bahkan mendekati target kewajiban impor sapi indukan dan sapi bakalan tersebut. Sekarang sudah awal bulan Mei, jadi waktu yang tersisa tinggal 8 bulan, dan pemerintah telah memberi peringatan kepada semua importir yang belum memenuhi kewajiban 1: 5 bahwa izin impor mereka akan dibekukan untuk jangka waktu 12 bulan. Sampai hari ini, jika pemerintah bersikukuh mempertahankan kebijakan impor tersebut, maka pada tahun 2019 nanti, tidak akan ada izin impor yang diterbitkan.
Menurut pendapat saya, pemerintah tampaknya sudah lepas kendali dengan terlalu memaksakan industri penggemukan sapi untuk mengimpor sapi indukan. Pertama, profitabilitas feedlot telah dihancurkan dengan masuknya daging kerbau India saat ini, jadi para importir tidak memiliki dana untuk memenuhi investasi tambahan yang sangat mahal tersebut. Dan meskipun jika kebijakan impor ini dipatuhi oleh para importir, feedlot merupakan sistem yang paling tidak efisien untuk memelihara sapi indukan. Sebaliknya, perkebunan kelapa sawit adalah tempat yang sangat logis untuk mengelola sapi dalam jumlah besar secara efisien. Indonesia memiliki lahan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas total mencapai 10 juta hektar, sementara Malaysia menempati urutan kedua dengan luas lahan sekitar 5 juta hektar. Selain itu, para produsen minyak sawit beruntung memiliki industri yang sangat menguntungkan yang memungkinkan mereka berinvestasi dalam pembiakan sapi tanpa harus membahayakan kelangsungan usaha komersial mereka. Jika pemerintah ingin menggunakan wewenangnya dalam peraturan demi meningkatkan populasi sapi potong nasional, maka menerbitkan beberapa aturan tentang integrasi ternak dengan industri perkebunan yang sangat luas dan kaya ini akan jauh lebih logis dan efektif, daripada berfokus pada industri penggemukan sapi yang relatif kecil dan nyaris bangkrut.
Tiga puluh dua pemegang lisensi dalam industri feedlot di Indonesia mewakili begitu banyak jumlah usaha ini, mulai dari anak perusahaan raksasa, perusahan kapitalis asing, hingga usaha milik keluarga, belum termasuk perusahaan-perusahan lokal dan badan usaha milik negara. Semuanya berbeda dengan masing-masingnya memiliki keunikan sendiri dalam sistem produksi daging sapi domestik. Meskipun kekuatan komersial eksternal pada setiap importir mirip, namun kapasitas mereka menghadapi hal itu sangat berbeda sehingga hampir mustahil untuk membuat prediksi umum tentang bagaimana reaksi industri terhadap berbagai ancaman serius yang mengganggu kelangsungan usaha mereka. Satu-satunya yang pasti adalah bahwa situasi saat ini sedang suram dan masa depan bisa saja lebih buruk.
Tender untuk pengadaan sapi pemerintah Indonesia sedang dalam proses tetapi beberapa di antaranya tampaknya mengalami kesulitan. Kabar terbaru adalah bahwa tender final mungkin akan dilakukan untuk 6.000 ekor sapi dan bukannya 15.000 ekor seperti yang direncanakan, namun hanya waktu yang akan membuktikan.
Vietnam: Sapi potong steer AUD $3,91/kg (VND17.400 = AUD $1)
Untungnya, situasi di Vietnam jauh berbeda dengan situasi di Indonesia seperti yang digambarkan di atas. Harga sapi potong tetap tinggi dan kuat, menyusul kenaikan kecil yang terjadi bulan lalu, tetapi sekarang para importir memiliki kesempatan yang ditunggu-tunggu untuk membeli sapi bakalan dan sapi potong Australia dengan harga yang jauh lebih rendah. Sapi potong steer di Ho Chi Minh City bertahan di VND68.000 per kg. Industri Vietnam hanya didasarkan pada pergerakan permintaan dan penawaran, tanpa campur tangan negatif dari kebijakan pemerintah. Hasilnya, harga CIF yang jauh lebih rendah berarti bahwa para importir akan dapat menurunkan harga mereka di pasar pada saat yang sama sembari meningkatkan margin bisnis mereka. 90 juta orang Vietnam menyukai daging sapi segar sehingga harga daging sapi Australia yang lebih rendah seharusnya dapat menghasilkan peningkatan impor, meningkatkan jumlah pemotongan sapi, dan menurunkan tingkat ritel dalam negeri. Waktu penurunan tarif CIF ini paling baik di saat cuaca hangat mulai terjadi di Vietnam yang biasanya mengakibatkan berkurangnya permintaan terhadap daging sapi. Harga yang menarik mungkin dapat membantu mengimbangi kemerosotan tingkat impor yang biasa terjadi pada musim panas. Sangat menarik untuk mengamati bahwa Vietnam merupakan importir terbesar dunia untuk daging kerbau India, namun hanya sedikit berdampak terhadap permintaan dan harga daging sapi segar.
Ada perubahan yang secara umum terjadi di sektor feedlot Vietnam dimana beberapa pemain terbesar menghilang atau mundur, sedangkan perusahaan-perusahaan yang lebih gesit dan efisien kini mampu memperluas pangsa pasar mereka. Total impor untuk tahun 2017 hanya di bawah 170.000 namun perkiraan sekarang menunjukkan bahwa total impor untuk 2018 mungkin mendekati 200.000. Jika harga sapi di Australia bagian utara terus turun, maka Vietnam mungkin dapat mengimpor jumlah yang lebih besar dan menembus angka 200.000 pada akhir tahun. Jumlah feedlot saat ini dilaporkan sekitar 50% kapasitas sehingga masih banyak ruang tersedia jika harganya cocok.
Thailand: Sapi potong steer AUD $3,96/kg (Baht 24,0 = AUD $1)
Sekali lagi, tidak ada perubahan signifikan yang dapat dilaporkan dari Thailand untuk bulan ini. Harga sapi hidup masih sama dengan bulan lalu.
Malaysia: Sapi potong steer AUD $4,11/kg (RM2,99 = AUD $1)
Kenaikan harga yang jelas ini, sekali lagi murni karena penguatan nilai tukar Ringgit. Agen saya melaporkan bahwa hanya sedikit sekali daging segar lokal yang dijual di supermarket sehingga mereka tidak bisa mendapatkan kutipan untuk dilaporkan. Impor sapi hidup dan pemotongan sapi domestik, baik untuk Semenanjung maupun Malaysia Timur, tidak signifikan dibandingkan dengan pasar-pasar lain yang dilaporkan di sini.
Bulan lalu saya meminta komentar pembaca mengenai penghentian laporan untuk Malaysia dari blog ini. Saya tidak mendapatkan banyak tanggapan, tetapi sebagian besar mendukung penghapusan segmen ini. Dengan demikian, laporan bulan Juni nanti akan menjadi yang terakhir, sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Filipina: Sapi potong AUD $3,53/kg (Peso 39,7 = AUD $1)
Ada perbedaan yang sangat mencolok antara sektor sapi hidup dan daging sapi segar di Malaysia dan Filipina. Sementara perdagangan di Malaysia turun hingga ke titik dimana tidak ada minat yang serius terhadap seksi tersebut dalam laporan ini, kondisi di pasar Filipina justru naik daun. Sejak laporan ini dimulai lebih dari 4 tahun yang lalu, harga sapi potong di Filipina terus menempati harga terendah dibandingkan semua negara yang dilaporkan, di bawah AUD $3 per kg. Pada bulan Oktober 2017, harga sapi potong akhirnya tembus ke angka $ 3,01 dan saat ini naik ke level $ 3,53. Lihat grafik di atas. Sementara sebagian kenaikan harga AUD ini disebabkan oleh pergerakan nilai tukar, penggerak utamanya adalah peningkatan harga sapi potong dalam negeri dalam Peso, sebagai hasil pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan di sana. Keadaan di sana menguntungkan, pekerjaan meningkat, sentimen konsumen berlangsung optimis dan penduduk membelanjakan lebih banyak uang untuk segala hal, termasuk untuk daging sapi.
Pada akhir tahun 1980-an, Filipina merupakan pasar tunggal terbesar Australia untuk ekspor sapi hidup. Jika kenaikan impor selama 8 bulan terakhir terus berlanjut, maka negara ini mungkin sekali lagi akan menjadi salah satu pelanggan penting sapi hidup Australia di Asia Tenggara.
China: Sapi potong AUD $5,43/kg (RMB 4,83 = AUD $1)
Lupakan yang lain. China adalah pasar yang harus diwaspadai karena ada potensi untuk peningkatan besar-besaran terhadap permintaan impor sapi hidup dalam waktu dekat. Potensi ini akan berdampak terhadap seluruh industri Australia, bukan hanya di kawasan utara, sebab Cina juga menerima sapi jenis Bos Taurus dan Bos indicus.
Laporan dari Beijing untuk bulan ini memberikan kisaran harga sapi potong dari 26 Yuan menjadi 27 Yuan, sementara harga di Shanghai dikutip sebesar Y26, keduanya mengalami peningkatan dibanding harga bulan lalu. Saya bertanya kepada agen saya, apakah kenaikan konsisten yang dilaporkannya selama 10 bulan terakhir ini merupakan hasil dari faktor penawaran atau permintaan, jawabannya adalah: keduanya.
China memotong 21 juta ekor sapi pada tahun 2016, turun menjadi 20 juta pada tahun 2017. Pengurangan ini diharapkan terus berlanjut pada tahun 2018, meskipun jumlahnya tidak sebanyak seperti tahun 2017. Produk daging sapi China sedang naik akibat produksi sapi dalam negeri yang lebih efisien, tetapi tingkat pertumbuhan pasokan daging sapi masih jauh dari kebutuhan untuk dapat mengimbangi peningkatan konsumsi. Angka konsumsi saat ini diperkirakan sekitar 6,0-6,5 kg per kapita dan meningkat jauh lebih pesat daripada laju produksi sehingga mustahil pasokan domestik dapat mengejar ketertinggalan dan menjembatani kesenjangan. Pertumbuhan impor produk segar dan beku sangat besar dan penting, tetapi segmen pasar domestik daging sapi segar yang sangat spesifik dan sangat besar hanya dapat dipasok dari sapi yang disembelih di dalam negeri. Karena pasokan lokal terus menurun, impor sapi hidup menjadi satu-satunya solusi agar dapar memenuhi kebutuhan produk segar tambahan yang diminta oleh pasar. Australia merupakan satu-satunya pemasok potensial yang signifikan untuk impor sapi hidup tambahan tersebut.
Harga di Beijing untuk sapi jantan kebiri bulan ini berubah menjadi AUD $ 5,48 per kg bobot hidup. Harga sapi potong bullock (sapi jantan kebiri) yang berkualitas di Australia bagian selatan berada pada atau di bawah AUD $3 per kg dan turun pada akhir April lalu. Biaya untuk ekspor sapi hidup termasuk biaya angkutan laut dari Australia selatan ke China diperkirakan berkisar pada $1,50 per kg. Yang mana, jika angka perkiraan saya tersebut mendekati sasaran, akan membuka margin potensial untuk dibagi antara eksportir dan importir sekitar $1 per kg untuk sapi bullock berbobot 500kg atau $500 per ekor. Tingkat potensi margin seperti ini belum pernah terlihat dalam perdagangan sapi hidup untuk jangka waktu yang sangat, sangat lama. Setiap bulan di saat pemerintah Cina mempertahankan protokol kesehatan mereka yang tidak masuk akal untuk saat ini, akan mengakibatkan harga sapi potong domestik terus beranjak naik. Defisit sapi potong hidup dalam negeri setidaknya mencapai 1,5 juta ekor dan terus meningkat sehingga potensi impor sapi hidup dalam jumlah besar semakin nyata. Perubahan pikiran para pembuat keputusan di China tampaknya tak terhindarkan, hanya soal waktu.
New York
Zealie, anak perempuan saya, tinggal di New York. Jika Anda mengira bahwa daging sapi Anda mahal, coba lihat harga di toko daging di NY di bawah ini. Satu pon daging sapi atau setara dengan 0,454 kg dijual $36 per pon untuk daging grass fed Rib Eye, atau jika dikonversi menjadi USD $79,29 per kg. Dalam mata uang AUD dengan nilai tukar 76 sen setara 1 USD, itu artinya satu kg daging steak ini mencapai harga AUD $104! Tak diragukan lagi, daging itu pastilah dari bagian berkualitas terbaik, dan Anda juga disajikan lengkap dengan nama dan lokasi peternakan asal daging sapi diproduksi.
Foto di bagian bawah diambil di sebuah toko daging mahal di kawasan pinggir kota Melbourne. Hampir separuh harga di New York untuk produk yang sama, dan saya yakin setiap gigitan pastilah sama lezatnya.
Angka-angka pada tabel ini dikonversi ke AUD$ dari kurs masing-masing negara yang berubah setiap harinya, sehingga harga aktualnya sedikit berbeda oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang terus berubah. Harga dalam AUD$ yang disajikan di bawah ini hendaknya dilihat sebagai sebuah tren, bukannya harga persis masing-masingnya. Bila memungkinkan, daging potong yang digunakan untuk penentuan harga di pasar tradisional dan di supermarket adalah bagian knuckle/round atau yang biasa disebut daging kelapa.